Tips sederhana dan mudah cara mengukur
pH tanah menggunakan kertas lakmus atau pH indikator. Ini adalah cara yang
biasa digunakan yang cenderung sederhana.
Pengukuran pH tanah bisa dilakukan dengan beberapa cara yaitu
dengan kertas lakmus, pH indikator dan pH meter. Pengukuran yang paling akurat
adalah menggunakan pH meter, namun sayang alat tersebut sangatlah mahal
sehingga kurang terjangkau bagi kita para petani kecil. Oleh karena itu kita
hanya akan membahas cara menggunakan kertas lakmus atau pH indikator yang
harganya sangat terjangkau oleh kantong kita.
Langsung praktek aja ya,
Alat dan Bahan:
1. Kertas lakmus atau pH indikator
2. Air aqua
3. Gelas aqua
4. Sendok teh
5. Sampel tanah (cara mengambil sample tanah: ambil tanah kering dari empat ujung dan
tengah - tengah lahan kita, campurkan secara merata, jemur beberapa jam supaya
kering Ini bertujuan agar tanah yang akan diukur pHnya merupakan bagian yang rata
dari lahan kita)
Cara pengukuran:
1. Ambil sedikit sample tanah dan
air aqua dengan perbandingan 1 : 1,
2. Masukkan dalam gelas aqua
3. Aduk-aduk hingga benar-benar homogen (merata)
4. Biarkan beberapa menit hingga campuran air dan tanah tadi memisah ( tanahnya
mengendap )
5. Setelah airnya terlihat agak jernih masukkan ujung kertas lakmus atau pH Indikator
kedalam campuran tadi (sekitas 1 menit) tetapi jangan sampai mengenai tanahnya.
6. Tunggu beberapa saat sampai kertas lakmus atau pH indikator berubah warnanya.
7. Setelah warnanya stabil, cocokkan warna yang diperoleh oleh kertas lakmus atau
pH indikato tadi dengan bagan warna petunjuknya
8. Kita akan segera tahu pH tanah kita berapa
Sangat mudah bukan?
Seperti kita ketahui bersama pH tanah sangatlah penting dalam
ilmu pertanian karena pH tanah akan menentukan kesuburan suatu tanaman. Kenapa
demikian ? Karena pH tanah sangat menentukan bisa atau tidak suatu unsur hara
dalam tanah diserap oleh akar tanaman.
pH adalah tingakat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang
diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH
antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai
contoh, jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara
0 hingga 7, sedangkan air
laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai alkaline)
dengan nilai pH 7 – 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7.
Biasanya jika pH tanah semakin tinggi maka unsur hara akan
semakin sulit diserap tanaman, demikian juga sebaliknya jika terlalu rendah
akar juga akan kesulitan menyerap makanannya yang berada dalam tanah. Akar
tanaman akan mudah menyerap unsur hara atau pupuk yang kita berikan jika pH
dalam tanah sedang-sedang saja (cenderung netral).
Jika pH larutan tanah meningkat hingga di atas 5,5; Nitrogen
(dalam bentuk nitrat) menjadi tersedia bagi tanaman. Di sisi lain Pospor akan
tersedia bagi tanaman pada Ph antara 6,0 hingga 7,0.
Beberapa bakteri membantu tanaman mendapatkan N dengan mengubah
N di atmosfer menjadi bentuk N yang dapat digunakan oleh tanaman. Bakteri ini
hidup di dalam nodule akar tanaman legume (seperti alfalfa dan kedelai) dan
berfungsi secara baik bilamana tanaman dimana bakteri tersebut hidup tumbuh
pada tanah dengan kisaran pH yang sesuai.
Sebagai contoh kedelai tumbuh dengan baik pada tanah dengan
kisaran pH 6,0 hingga 7,0. Kacang tanah tumbuh dengan baik pada tanah dengan pH
5,3 hingga 6,6. Banyak tanaman termasuk sayuran, bunga dan semak-semak serta
buah-buahan tergantung dengan pH dan ketersediaan tanah yang mengandung nutrisi
yang cukup.
Jika larutan tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat
memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain yang mereka butuhkan. Pada tanah masam,
tanaman mempunyai kemungkinan yang besar untuk teracuni logam berat yang pada
akhirnya dapat mati karena keracunan tersebut.
Demikian sekelumit tips tentang bagaimana cara
mengukur pH tanah menggunakan kertas lakmus atau pH meter, semoga bisa
bermanfaat bagi pembaca semua. Dan harapan saya tentunya akan bisa lebih
meningkatkan hasil pertanian dari para petani kita.